INILAH.COM, Jakarta – Ada anggapan, lebih baik aman
daripada menyesal di kemudian hari. Hal ini pula yang membuat Federal
Emergency Management Agency (FEMA) merekomendasikan untuk menimbun
makanan.
Dalam pedoman FEMA, badan ini merekomendasikan warga agar menimbun makanan yang setidaknya bisa bertahan selama tiga hari jika ada bencana alam. Sementara itu, Paul Range dan Gloria Haswell bahkan telah memiliki stok yang bisa digunakan memberi makan 22 orang selama 15 tahun.
Tak hanya makanan, pasangan itu juga menimbun senjata, peluru dan kendaraan untuk perang kecil. Pasangan ini menempati sembilan kontainer pengiriman baja yang diatur dalam formasi benteng luar Floresville, Texas.
Sebuah sistem kincir angin dan panel surya memberi aliran listrik pada kompleks itu dan limbah tubuh manusia digunakan untuk menghasilkan metana yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk memasak.
Semua hal ini mereka lakukan karena mereka khawatir kutub magnet Bumi akan bergeser. Range dan Haswell merupakan pasangan yang juga dimasukkan di antara ‘Doomsday Preppers’ yang merupakan dokumenter TV mingguan di National Geographic.
Acara ini mengajak penonton dalam sebuah tur mengejutkan paranoia kiamat modern dari benteng baja Range dan Haswell hingga California yang telah melatih dirinya untuk bertahan dari gulma kebun untuk mempersiapkan diri pada gempa bumi besar.
Lorenzo DiTommasso yang merupakan ketua dan profesor agama di Concordia University, Montreal mengatakan acara ini menyorot beberapa kasus Amerika yang paling ekstrim, apokaliptisisme atau ketakutan pada kiamat berada pada titik tertinggi dalam sejarah.
Fenomena ini berhasil mencapai puncak dan lembah di sepanjang sejarah. ”Saat ini kita ada di puncak selama 40 tahun terakhir,” kata DiTommasso. Ketakutan pada penghapusan nuklir mulai muncul di apokaliptisisme namun kini, faktor utama yang mendorong penyebarannya adalah pertukaran ide yang cepat terutama ide menakutkan itu di Web.
“Tak ada penjelasan yang lebih penting untuk pemikiran apokaliptik di dunia saat ini dari perkembangan internet,” kata DiTommasso. Anda bisa mengetahui segala hal mengenai terbaliknya kutub magnet di Internet, lanjutnya.
Tak hanya itu, juga bisa mengetahui informasi terkait yang akan menuntun Anda untuk mempercayai kutub Bumi akan terbalik karena, misalnya, kehadiran planet yang sebelumnya tak diketahui, Nibiru.
Orang-orang semacam Range dan Haswell yakin, terbaliknya kutub magnet akan menyebabkan pergeseran di benua-benua, memicu gempa bumi dahsyat dan perubahan iklim yang sangat cepat.
Tak hanya itu, mereka juga mengetahui cukup pengetahuan yang mengilhami transformasi gaya hidup mereka secara total meski konsensus ilmiah kemungkinan pembalikan kutub magnet terjadi dalam hidup mereka makin kecil.
Prodil lain yang muncul menunjukkan adanya ketakutan keruntuhan keuangan total, pulsa elektro-magnetik yang disebab suar surya yang melumpuhkan jaringan listrik nasional, serangan teroris dan lainnya.
“Orang sampai di apokaliptisisme karena alasan yang berbeda, dan sekali mereka ada di sana, mereka berbagi seperangkat asumsi yang mendefinisikan kelompok ini,” kata DiTommasso.
Pertama, orang ini percaya ada sesuatu yang sangat salah dengan dunia dan ini tak mungkin diperbaiki lagi, lanjutnya. Bagian kedua, mereka yakin perubahan akan segera terjadi, lanjut DiTommasso lagi.
DiTommasso memperkirakan, lebih dari setengah populasi dunia yakin pada teori semacam apokaliptik ini, mulai dari keyakinan Kristen, Yahudi dan Muslim dan pada kepercayaan ini. ada teori ilmiah palsu yang muncul seperti Bumi akan ditabrak planet lain.
Ahli ini mengatakan, ketakutan kiamat saat ini, “Berbicara pada prevalensi mereka yang meyakini saat ini.” Secara pribadi, DiTommasso yakin apokaliptisis benar dalam mengakui ada ancaman serius di dunia namun orang-orang ini salah arah seperti pada bentuk apa kiamat ini akan berwujud.
“Anda tak perlu mengharap kiamat. Lingkungan yang ada saat ini memang sedang terdegradasi. Lihat sekitar Anda,” tutupnya. [mdr]
Dalam pedoman FEMA, badan ini merekomendasikan warga agar menimbun makanan yang setidaknya bisa bertahan selama tiga hari jika ada bencana alam. Sementara itu, Paul Range dan Gloria Haswell bahkan telah memiliki stok yang bisa digunakan memberi makan 22 orang selama 15 tahun.
Tak hanya makanan, pasangan itu juga menimbun senjata, peluru dan kendaraan untuk perang kecil. Pasangan ini menempati sembilan kontainer pengiriman baja yang diatur dalam formasi benteng luar Floresville, Texas.
Sebuah sistem kincir angin dan panel surya memberi aliran listrik pada kompleks itu dan limbah tubuh manusia digunakan untuk menghasilkan metana yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk memasak.
Semua hal ini mereka lakukan karena mereka khawatir kutub magnet Bumi akan bergeser. Range dan Haswell merupakan pasangan yang juga dimasukkan di antara ‘Doomsday Preppers’ yang merupakan dokumenter TV mingguan di National Geographic.
Acara ini mengajak penonton dalam sebuah tur mengejutkan paranoia kiamat modern dari benteng baja Range dan Haswell hingga California yang telah melatih dirinya untuk bertahan dari gulma kebun untuk mempersiapkan diri pada gempa bumi besar.
Lorenzo DiTommasso yang merupakan ketua dan profesor agama di Concordia University, Montreal mengatakan acara ini menyorot beberapa kasus Amerika yang paling ekstrim, apokaliptisisme atau ketakutan pada kiamat berada pada titik tertinggi dalam sejarah.
Fenomena ini berhasil mencapai puncak dan lembah di sepanjang sejarah. ”Saat ini kita ada di puncak selama 40 tahun terakhir,” kata DiTommasso. Ketakutan pada penghapusan nuklir mulai muncul di apokaliptisisme namun kini, faktor utama yang mendorong penyebarannya adalah pertukaran ide yang cepat terutama ide menakutkan itu di Web.
“Tak ada penjelasan yang lebih penting untuk pemikiran apokaliptik di dunia saat ini dari perkembangan internet,” kata DiTommasso. Anda bisa mengetahui segala hal mengenai terbaliknya kutub magnet di Internet, lanjutnya.
Tak hanya itu, juga bisa mengetahui informasi terkait yang akan menuntun Anda untuk mempercayai kutub Bumi akan terbalik karena, misalnya, kehadiran planet yang sebelumnya tak diketahui, Nibiru.
Orang-orang semacam Range dan Haswell yakin, terbaliknya kutub magnet akan menyebabkan pergeseran di benua-benua, memicu gempa bumi dahsyat dan perubahan iklim yang sangat cepat.
Tak hanya itu, mereka juga mengetahui cukup pengetahuan yang mengilhami transformasi gaya hidup mereka secara total meski konsensus ilmiah kemungkinan pembalikan kutub magnet terjadi dalam hidup mereka makin kecil.
Prodil lain yang muncul menunjukkan adanya ketakutan keruntuhan keuangan total, pulsa elektro-magnetik yang disebab suar surya yang melumpuhkan jaringan listrik nasional, serangan teroris dan lainnya.
“Orang sampai di apokaliptisisme karena alasan yang berbeda, dan sekali mereka ada di sana, mereka berbagi seperangkat asumsi yang mendefinisikan kelompok ini,” kata DiTommasso.
Pertama, orang ini percaya ada sesuatu yang sangat salah dengan dunia dan ini tak mungkin diperbaiki lagi, lanjutnya. Bagian kedua, mereka yakin perubahan akan segera terjadi, lanjut DiTommasso lagi.
DiTommasso memperkirakan, lebih dari setengah populasi dunia yakin pada teori semacam apokaliptik ini, mulai dari keyakinan Kristen, Yahudi dan Muslim dan pada kepercayaan ini. ada teori ilmiah palsu yang muncul seperti Bumi akan ditabrak planet lain.
Ahli ini mengatakan, ketakutan kiamat saat ini, “Berbicara pada prevalensi mereka yang meyakini saat ini.” Secara pribadi, DiTommasso yakin apokaliptisis benar dalam mengakui ada ancaman serius di dunia namun orang-orang ini salah arah seperti pada bentuk apa kiamat ini akan berwujud.
“Anda tak perlu mengharap kiamat. Lingkungan yang ada saat ini memang sedang terdegradasi. Lihat sekitar Anda,” tutupnya. [mdr]